WELCOME !

Welcome to our blog Redeemed to Bless! or R2B..
All the members/followers of this blog are called Blezers which means people who are ready to bless Indonesia and Nations through at least prayers that will be unstopped until something happens! God be with us always...:)


Sunday, March 20, 2011

Barack Obama dan Arisan Jiwa ala Gereja

Ini untuk mengingatkan kita, bahwa gak ada banyak waktu yang tersisa. We need to pray NOT ONLY for nations, but first, pray for HIS CHURCH. Pray that church will be functioning as it should.

BARACK OBAMA dan ARISAN JIWA ALA GEREJA.

"Pulang kampung nih!"

Itulah sepenggal kalimat dalam pidato karismatik ala Barrack Obama, yang disambut riuh rendah 6000 orang yang memadati Balairung Universitas Indonesia. Ya, tak bisa disangkal, Barry -demikian ia akrab disapa sebagai anak Menteng Dalam-, berhasil membius ratusan juta masyarakat Indonesia dalam kunjungan seremonial singkatnya awal November lalu.

Tercatat sekitar 40 kosa kata Indonesia ia ucapkan dalam "kuliah terbuka nya" di Universitas Indonesia. Tak hanya itu, kefasihannya dalam membahas Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks persatuan bangsa, serta kritikan terbuka mengenai pentingnya kemerdekaan semua warga negara untuk memeluk agama masing-masing, tak ayal membuat Indonesia berbunga-bunga dalam kekaguman. Betapa tidak, pesan-pesan krusial yang belakangan tak bisa lagi disampaikan oleh seluruh elemen penyelenggara negara -dari Mas Beye sampai kepada perangkat desanya-, berhasil dengan simpatik didengungkan oleh seorang Barry yang hanya menghabiskan waktu 4 tahun di Jakarta.

Ya, Barry menebar pesonanya di Indonesia dengan sangat sukses. Sempurna bak drama, thriller, action dan romance ala Hollywood. Kalau diingat-ingat, mungkin ini adalah kunjungan presiden Amerika paling kondusif di Indonesia sepanjang sejarah. Lantas, kenapa orang seperti melupakan borok-borok pemerintahan Presiden Obama? Mengapa pula sebagian elemen masyarakat Indonesia yang sangat kritis, seperti tersirep ajian mistis para dedemit Merapi yang sedang murka?
Jawabannya sederhana. Barry, memiliki dua aspek yang ia bawa bersama lusinan pengawal, serta belasan perangkat perang berat dalam kunjungannya kali ini:
Ia memiliki karisma dan ia menjawab "kebutuhan" rakyat Indonesia. Tengok saja bagaimana ia menjawab kehausan dan kelaparan rakyat Indonesia akan pesan-pesan optimis, menghibur, penuh keyakinan dan sangat karismatik, di tengah suasana bangsa yang kering dengan keadilan, kerontang kesejahteraan, kemakmuran imajinatif dan angan-angan akan rasa aman.

Ya, karisma dan menjawab kebutuhan.

Dua hal yang juga seharusnya dimiliki gereja, namun belakangan ini menguap entah kemana. Seperti kunjungan Barry, berbagai kegiatan rutin gereja pun tak ubah hanya menjadi seremonial belaka. Tidak semua memang, tetapi kebanyakan demikianlah adanya. Dedemit-dedemit berbaju kristen, saat ini bergentayangan dimana-mana.

“Khotbah microwave”. Itu adalah istilah seorang teman asal Semarang. Betul sekali, begitu banyak khotbah tipe ini terlontar dari mimbar gereja. Pesan-pesan yang cuma "dihangatkan kembali", setelah berkali-kali disampaikan. Belum lagi cara mendidik tidak sehat yang terbungkus rapih dalam kemunafikan bernama gnotisme modern. Jika diteruskan, daftar impotensi gereja akan sangat panjang. Pendek kata, tidak ada pembangunan manusia, karena yang dihasilkan gereja tak lebih dari insan-insan agamawi yang hanya memanasi bangku gereja.

Mari kembali ke jaman 2010 tahun yang lalu. Kenapa Yesus menjadi sangat terkenal di masanya. Ke gunung, laut, bukit, kota, desa, ribuan orang mengikutinya. Jawabannya sederhana: karena Yesus memiliki karisma dan Ia menjawab kebutuhan manusia saat itu. Obama pintar meniru teladan Yesus, sementara banyak gereja membuang kedua hal krusial itu ke dalam keranjang sampah.

Kenapa?

Karena ada banyak kepentingan dalam pengelolaan -bahasa kerennya management-, sebuah gereja. Kepentingan yang tentu saja, harus dibarengi dengan kompromi-kompromi tertentu. Seperti di DPR, Politik Dagang Sapi, juga telah merambah masuk ke dalam gereja dan kekristenan.

Gereja terperangkap dalam sebuah permainan bernama “Arisan Jiwa”. Itulah yang saat ini sedang dijalankan. Sementara jutaan manusia menanti datangnya Kabar Baik, pertolongan, solusi serta air kehidupan, gereja sibuk terlibat dalam arisan jiwa ini. Tiap hari ngoyo menata kecantikan lahiriah, tanpa peduli bahwa setiap hari ada nyawa-nyawa yang "terkena giliran" mengambil batangan "korek api buntung." Ya, banyak manusia mati setiap hari tanpa mendengar Injil kebenaran. Mereka kena giliran! Undian arisan menghampiri mereka.

Sampai kapan kita akan terus bermain dengan permainan menjijikkan seperti ini?
Kita memiliki Alkitab. Seharusnya kita jauh lebih bisa meneladani dua teladan yang Kristus lakukan dan bukan malah seorang Barrack Obama dengan agama universal nya!

Kembalikan karisma Kristus di dalam gereja dan kembali pada esensi dasar kekristenan yaitu menjadi penjawab kebutuhan umat manusia.

Dan yang jelas, berhentilah bermain arisan dengan jiwa-jiwa sebagai tumbalnya.

Ditulis oleh Blezer Speed Bird


http://samuel-karwur.blogspot.com

0 comments: